Bandung, 21 September 2025 — Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 H tahun ini dikemas dengan konsep Festival Maulidurrasulullah Nusantara 2025. Suasana Layana Hall Kiara Park, Kota Bandung, pada Minggu, 21 September 2025 / 28 Rabiul Awal 1447 H, dipenuhi semangat syukur dan cinta kepada Rasulullah SAW.
Hari itu menjadi hari yang penuh dinamika. Berbagai agenda berlangsung serentak, masing-masing dianggap penting dan bernilai. Dalam kondisi seperti ini, refleksi tentang makna kesibukan dan perjuangan hidup pun muncul: siapakah manusia yang telah lebih dahulu merasakan segala keadaan—kesenangan, kesedihan, keterasingan, maupun ujian hidup yang berat? Tiada lain adalah Nabi Muhammad SAW.
Rasulullah pernah mengalami penderitaan lebih dalam dari yang kita rasakan: menjadi yatim sejak bayi, kehilangan keluarga, mengalami intimidasi, dan tekanan sosial yang luar biasa. Namun beliau tetap menjadi sosok penuh kasih, keteguhan, dan pengharapan.

Dalam tausiyahnya, KH. Miftah Fauzi Rakhmat, Ketua Dewan Syura Ikatan Jamaah Ahlulbait Indonesia (IJABI), menegaskan pentingnya mengaitkan setiap keadaan hidup kepada Kanjeng Nabi SAW.
“Berbahagia dapat anugerah — alhamdulillah, allahumma shalli ‘ala sayyidina Muhammad wa ‘ala ali sayyidina Muhammad.
Bersedih — inna lillahi wa inna ilaihi raji’un, allahumma shalli ‘ala sayyidina Muhammad wa ‘ala ali sayyidina Muhammad.
Dalam ketidakberdayaan — la hawla wa la quwwata illa billah, allahumma shalli ‘ala sayyidina Muhammad wa ‘ala ali sayyidina Muhammad.”
Beliau juga mengingatkan betapa besar anugerah kelahiran manusia sempurna — Rasulullah SAW — yang menjadi teladan bagi seluruh alam. Syukur yang tulus dalam segala keadaan menjadi inti dari peringatan Maulid kali ini.
Siapa manusia yang telah lebih dahulu merasakan semua keadaan yang pernah terjadi diantara kita: keadaan yang menyenangkan, memilukan, kesedihan yang mendalam, dikucilkan, diintimidasi dan puluhan keadaan lainya? Nabi Saw, telah mengalami semua keadaan itu, melebihi apa yang kita melebihi apa yang kita rasakan.
K.H. Miftah Fauzi Rakhmat, Ketua Dewan Syura IJABI
KH. Miftah menuturkan kisah-kisah sederhana namun menggetarkan tentang ketulusan syukur. Salah satunya tentang Mas Darwan yang, meski dalam keadaan sakit dan menjelang wafat, tetap berpesan kepada istrinya untuk menyiapkan tumpeng bagi kelahiran Nabi SAW. Atau kisah seorang ibu dari Madura yang dengan tubuh renta tetap memunguti dedaunan di jalan sambil bershalawat. Dua kisah ini menggambarkan makna sejati syukur — sederhana namun penuh cinta kepada Rasulullah.
Festival yang dihadiri sekitar 900 jamaah ini terselenggara berkat kerja sama IJABI, Semesta Rindu Rasul, dan RW 08. Acara dikemas dalam dua sesi besar: sesi gebyar dan sesi khidmat.
Pada sesi gebyar, berbagai persembahan tampil dari anak-anak, remaja, hingga orang tua. Mulai dari penampilan sekolah dan akademi, nasyid, puisi, hingga pertunjukan yang menggugah cinta tanah air dan kecintaan kepada Nabi SAW. Dalam sesi ini juga dibagikan 100 tumpeng berkah, masing-masing dinikmati oleh sekitar 10 orang, sehingga lebih dari seribu jamaah turut merasakan kebahagiaan makan bersama. Para pekerja kebersihan di area wisata Kiara Park pun turut menikmati berkah tumpeng tersebut.
Sesi kedua berlangsung dengan khidmat. Para ibu duduk rapi di depan panggung, sementara jamaah laki-laki berada di barisan belakang. Lantunan ayat suci Al-Qur’an dibacakan oleh Qari Ali Akbar, disusul shalawat yang dipimpin oleh Habib Hamid Alaydrus. Puncaknya, tausiyah penuh makna dari KH. Miftah Fauzi Rakhmat menutup malam penuh berkah itu.
Perayaan Maulid ini dipersembahkan sebagai bentuk cinta kepada Rasulullah SAW — bagi yang hadir maupun yang berhalangan, bagi yang masih hidup maupun yang telah mendahului. Semua terhubung dalam satu ikatan cinta dan rahmat Nabi.
Ucapan terima kasih disampaikan kepada seluruh panitia, pengisi acara, pengelola gedung, para asatidz, Dewan Syura IJABI, serta khusus kepada almarhum KH. Jalaluddin Rakhmat, yang telah membuka jalan khidmat ini, dan KH. Miftah Fauzi Rakhmat, yang terus membimbing jamaah untuk senantiasa bersyukur dalam setiap keadaan.
Ju’zitum ‘an Ahlul Bait a.s. khaira.
Semoga persembahan sederhana Festival Maulidurrasulullah Nusantara 2025 ini membuat Sang Nabi SAW tersenyum bahagia melihat umatnya yang senantiasa bersyukur.
Aamiin ya Rabbal ‘alamin.