Oleh Habib Ali Umar Al Habsyi (Anggota Dewan Syura IJABI)
Imam ath Thabari dan para sejarawan Islam klasik melaporkan bahwa dalam peperangan Uhud sempat beredar rumor bahwa Nabi Muhammad saw terbunuh. Dan pasukan Islam pun jadi kocar-kacir. Utamanya setelah serangan mengganas dilancarkan kaum kafir Quraisy dari puncak gunung dengan menghujani mereka dengan anak panah dan tombak disamping serangan dengan pedang.
Nabi saw yang sempat terjebak dalam lubang dan menjadi sasaran utama kaum kafir Quraisy, memerintah Ali bin Abi Thalib as untuk menghalau setiap serangan mereka. Sehingga akhirnya mereka dapat dihalau dan dijauhkan dari Nabi saw.
Sementara di bagian lain… Sebagian prajurit Islam yang sudah termakan isu bahwa Nabi saw terbunuh, justeru kehilangan semangat juang. Sebagian mereka bersembunyi di tempat yang aman sambil menanti kesempatan untuk lari meninggalkan medan laga. Sebagian berandai-andai, jika Abdullah bin Ubay me-mediasi (menjadi mediator) agar kaum kafir Quraisy memberi suaka dan pengampunan untuk mereka, sebagian yang lain benar-benar sudah lari dan baru pulang setelah tiga hari perang berakhir.
Dilaporkan bahwa Anas bin an Nadhr -paman Anas bin Malik- berkisah: Aku memergoki Umar bin Al Khaththab dan Thalhah bin Ubaidullah bersama beberapa orang dari kalangan Muhajirin dan Anshar. Mereka telah meletakkan senjata mereka. Ia berkata kepada mereka: Apa yang menjadikan kalian duduk menyerah(kan) diri di sini? Mereka : Muhammad Rasulullah telah terbunuh. Ia berkata: Lalu apa yang akan kalian lakukan dengan hidup setelah kematiannya? Bangkitlah! Dan matilah sebagaimana Rasulullah mati.
Setelahnya Anas bin an Nadhr maju menghadapi musuh, ia berhasil membunuh beberapa orang musuh, sebelum kemudian ia gugur syahid.
Dalam laporan lain disebutkan: Wahai kalian. Jika Muhamad terbunuh. Ketahuilah Tuhan Muhammad tidak terbunuh. Bangkit dan berjuanglah kalian sebagaimana Nabi Muhammad berperang. Ya Allah, aku telah mengingatkan mereka dengan tuntas. Dan aku berlepas diri dari mereka. Setelahnya ia maju menyerang musuh sehingga ia gugur syahid setelah berhasil membunuh beberapa kaum kafir.
Inilah wujud keberanian yang dihasilkan oleh Bashîrah, ketajaman pemahaman dan kesadaran. Ia telah menasihati mereka kendati tak mendapat sambutan. Dan ia tetap maju berjuang di jalan yang ia yakini benar.
Karena itu adalah penting mempertajam Bashîrah yang akan mengasah jiwa Kekesatriaan siap berkorban dengan Tujuan Suci; Membela Nabi saw.