Majulah IJABI

Meneguhkan Komitmen Kebersamaan dalam Konferensi Internasional Lintas Iman

Kampus Mubarak, 2025 – Dalam suasana yang sarat semangat kebersamaan dan cinta untuk semesta, Ikatan Jamaah Ahlulbait Indonesia (IJABI) bersama puluhan lembaga lintas iman menghadiri forum diskusi bertajuk “Merawat Dunia dengan Cinta”, sebagai bagian dari persiapan menuju Konferensi Internasional Lintas Iman. FGD dua hari yang diselenggarakan di Kampus Mubarak ini, (15-16 Juni 2025)  menjadi ruang perjumpaan dan refleksi untuk memperkuat diplomasi kemanusiaan dan gerakan damai berbasis nilai-nilai keimanan.

Acara ini dibuka oleh Maulana Mirajudin, Amir Nasional Jemaat Ahmadiyah Indonesia, selaku tuan rumah. Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya persatuan dalam keberagaman serta memohonkan keberkahan atas ikhtiar kolektif ini. Forum ini menghadirkan pemikir-pemikir dan aktivis lintas iman, di antaranya Dr. Musdah Mulia (Ketua Umum ICRP), Mas Anick HT (Sekjen ICRP), Mba Ilma (Direktur Eksekutif ICRP), Mas Fachrurozi dari NCMS, dan Mas Andar Nubowo dari Maarif Institute.

Pentingnya membedakan antara agama dan politik, serta perlunya ruang publik yang adil untuk semua warga negara tanpa terkecuali. Adi Bunardi (Departemen Kaderisasi PP IJABI)

Dari kalangan Ahlulbait, Adi Bunardi dan Fauzan Jamil dari IJABI hadir menyampaikan gagasan dan komitmen atas pentingnya peran masyarakat sipil dalam membela nilai keadilan, kesetaraan, dan perlindungan minoritas. Dalam salah satu sesi, Adi menyampaikan pentingnya membedakan antara agama dan politik, serta perlunya ruang publik yang adil untuk semua warga negara tanpa terkecuali.

Pertemuan ini juga mendapatkan dukungan dari para tokoh agama lainnya seperti Pendeta Johan Kristantoro (PGI), serta perwakilan dari NU, Muhammadiyah, ABI, Peradah, Matakin, Bahai, dan komunitas Sikh. Kehadiran Kang Daden Sukendar, Komisioner Komnas Perempuan, memberikan warna pengalaman yang mengharukan, dengan penegasan bahwa toleransi sejati harus aktif, tidak cukup hanya pasif atau simbolik.

Dalam suasana yang penuh harapan, forum ini menyepakati pembentukan panitia bersama, konsorsium lintas organisasi, dan berbagai pra-event menuju konferensi, yang akan berpuncak pada akhir tahun ini. Tema besar “Cinta dan Keadilan” menjadi poros gerak: cinta yang membebaskan, dan keadilan yang menyejahterakan.

Acara ditutup dengan doa bersama yang dipimpin oleh para tokoh lintas iman. Harapan pun dipanjatkan agar Konferensi Internasional mendatang benar-benar menjadi cahaya harapan bagi Indonesia dan dunia: bahwa dari bumi pertiwi yang majemuk ini, masih bisa lahir suara-suara cinta dan pembelaan terhadap kemanusiaan.

Selama cinta masih menyala, harapan akan terus hidup. Dan selama kita bersama, tiada satu pun yang tertinggal dalam perjuangan.

Exit mobile version