Oleh: Habib Ali Umar Al-Habsyi, Anggota Dewan Syura IJABI
Motivasi Keempat: Mengharap Pahala Dari Allah SWT
Sebagai hamba Mukmin yang percaya akan janji-janji pasti dari Tuhan, sudah sewajarnya apabila seorang hamba Mukmin melaksanakan berbagai amal kebajikan berbasis ibadah dan Penghambaan kepada Allah itu dengan semangat mengharap pahala dan ridha Allah SWT.
Dan Allah; Dzat Yang Maha Pemurah dan Maha Welas Asih telah menjanjikan berbagai pahala atas amal kebajikan yang hamba laksanakan semata mengharap ridha dan rahmat-Nya.
Bersedih, berduka dan menangisi Al Husain as adalah bagian dari amal kebaikan yang mendatangkan pahala besar dan keridhaan Allah.
Para Imam Suci dari Ahlulbait Nabi saw melalui sabda-sabda suci, telah menjelaskan betapa besar pahala yang akan diperoleh hamba dengan berbela-sungakawa dan menangis untuk Al Husain as. sebagaimana dikompilasi para ulama terpercaya dari pengikut setia Ahlulbait as.
Di bawah ini, untuk keberkahan dan sekaligus menambah wawasan agar semakin bersemangat kita dalam melestarikan tradisi terpuji ini.
Ibnu Qûlawaih dalam kitab monumental beliau yang berjudul Kâmil az Ziyârât, dengan sanad bersambung kepada Abu ‘Umârah; seorang pembaca nasyīd untuk Ahlulbait as. Ia berkata:
قال لي: يا أبا عمارة، أنشدني في الحسين بن علي (عليهما السلام)، قال: فأنشدته فبكى، ثم أنشدته فبكى، قال: فوالله ما زلت أنشده ويبكي حتى سمعت البكاء من الدار،
Imam Ja’far berkata kepadaku, “Hai Abu ‘Umârah, nasyidkan untukku tentang Al Husain bin Ali as.” Ia berkata, “Lalu aku bacakan bait-bait untuk beliau, maka beliau menangis. Aku bacakan bait-bait lain lagi, dan beliau pun menangis.”
Lalu ia (Abu ‘Umârah) berkata, “Aku terus membacakan bait-bait pilu mengenang Al Husain, sehingga aku pun mendengar suara tangisan dari dalam rumah.
قال: فقال لي: يا أبا عمارة، من أنشد في الحسين بن علي (عليهما السلام) فأبكى خمسين فله الجنة، ومن أنشد في الحسين شعرا فأبكى ثلاثين فله الجنة، ومن أنشد في الحسين فأبكى عشرين فله الجنة، ومن أنشد في الحسين فأبكى عشرة فله الجنة، ومن أنشد في الحسين فأبكى واحدا فله الجنة، ومن أنشد في الحسين فبكى فله الجنة، ومن أنشد في الحسين فتباكى فله الجنة.
Ia berkata, “Lalu beliau as bersabda: Hai Abu ‘Umârah, siapa yang me-nasyidkan tentang Al Husain bin Ali as lalu membuat tangis lima puluh orang maka baginya surga. Siapa yang me-nasyidkan tentang Al Husain bin Ali as lalu membuat tangis dua puluh orang maka baginya surga. Siapa yang me-nasyidkan tentang Al Husain bin Ali as lalu membuat tangis sepuluh orang maka baginya surga. Siapa yang me-nasyidkan tentang Al Husain bin Ali as lalu membuat tangis satu orang maka baginya surga. Siapa yang me-nasyidkan tentang Al Husain bin Ali as lalu ia menangis maka baginya surga. Siapa yang me-nasyidkan tentang Al Husain bin Ali as lalu berusaha menangis maka baginya surga.
(Kâmil az Ziyârât:104, Tsawâbul A’mâl: 84 dan Al Bihâr, 44/282)
Syeikh ash Shadûq -rahimahulláh- meriwayatkan dengan sabar bersambung kepada Imam Ali at Ridha as. beliau bersabda:
من ترك السعي في حوائجه يوم عاشوراء قضى الله له حوائج الدنيا والآخرة، ومن كان يوم عاشوراء يوم مصيبته وحزنه وبكائه يجعل الله عز وجل يوم القيامة يوم فرحه وسروره وقرت بنا في الجنان عينه، ومن سمى يوم عاشوراء يوم بركة وادخر لمنزله فيه شيئا لم يبارك له فيما ادخر، وحشر يوم القيامة مع يزيد وعبيد الله بن زياد وعمر بن سعد لعنهم الله إلى أسفل درك من النار.
Siapa yang meninggalkan usaha untuk hajat-hajat keperluannya di hari Asyura niscaya Allah akan memenuhi hajat-hajat dunia dan akhirat. Dan siapa yang, Hari Asyura adalah hari musibah, hari duka dan tangisnya, niscaya Allah -azza wa jalla- jadikan hari kiamat sebagai hari kegembiraan dan kesenangannya, dan dia akan dibuat bahagia menetap di surga bersama kami. Dan siapa yang menamai hari Asyura sebagai hari keberkahan dan ia menyimpan sesuatu dari kebutuhannya di dalam rumahnya, niscaya Allah tidak akan memberkahinya. Dan ia akan dikumpulkan pada hari kiamat bersama Yazid, Ubaidillah dan Umar bin Sa’ad -laknat Allah atas mereka semua- di tempat paling rendah dan hina di neraka.
Imam Ar Ridha as juga bersabda:
فعلى مثل الحسين فليبك الباكون فان البكاء عليه يحط الذنوب العظام.
Untuk sosok agung seperti Al Husain hendaknya para penangis itu meratapi. Karena menangisi Al Husain akan merontokkan dosa-dosa besar.
Itu secuil hadis keutamaan berduka, menangisi dan meratapi Al Husein Husain as.
Setelah sabda suci Imam Ja’far as, rasa-rasanya tidak ada orang yang waras akalnya, akan meninggalkan untuk meratapi Al Husain as, hanya karena nyinyiran sebagian orang yang jauh dari ajaran Ahlulbait Suci Nabi saw. Rasa-rasanya tidak ada orang yang menghargai akal sehat dan nuraninya yang akan meminjamkan telinganya untuk memperhatikan ocehan sebagian orang yang buta dari menatap Cahaya Ilahi yang terpancar dari Lentera Hikmah Ahlulbait Nabi as.
Semoga Allah menjadikan mata-mata kita, tidak pernah kering dari menangisi Al Husain as.
(Bersambung Insya Allah)