Majulah IJABI

Merawat Indonesia dengan Cinta: Seruan Bersama untuk Menjaga Hak Beribadah dan Persatuan Bangsa

Sumber gambar : https://pin.it/2gwD4fyRF

Majulah-IJABI.org – Jakarta, 31 Juli 2025
Di tengah meningkatnya tindakan intoleransi yang mengancam sendi-sendi kebangsaan, Konsorsium #MerawatDuniadenganCinta menyampaikan pernyataan sikap dan komitmen bersama demi menjaga hak beribadah dan merawat persatuan Indonesia.

Pernyataan ini lahir sebagai tanggapan atas maraknya pelanggaran terhadap kebebasan beragama dan berkeyakinan (KBB) yang kembali mencuat, terutama pasca perusakan Rumah Doa di Padang Sarai pada 28 Juli 2025 lalu. Aksi main hakim sendiri atas nama agama bukan hanya mencederai kemanusiaan, namun juga merobek tenun kebangsaan yang selama ini dirajut dengan susah payah.

Disampaikan oleh para tokoh lintas iman dan organisasi masyarakat sipil, termasuk IJABI (Ikatan Jamaah Ahlulbait Indonesia), pernyataan ini menegaskan bahwa keberagaman adalah anugerah, bukan ancaman. Negara tidak boleh absen, apalagi berdiam diri ketika ada warga yang dirampas haknya untuk beribadah secara damai.

Dalam dokumen yang dirilis, konsorsium menekankan tujuh komitmen utama, antara lain:

Pernyataan ini turut didukung oleh berbagai tokoh dan lembaga, seperti Prof. Dr. Musdah Mulia, Rm. Heri Wibowo, Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP), Keuskupan Agung Jakarta, Majelis Buddhayana Indonesia, Ahlulbait Indonesia (ABI), serta Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (MATAKIN), dan banyak lainnya.

IJABI, sebagai bagian dari konsorsium ini, kembali mengingatkan pentingnya keteguhan moral dan komitmen spiritual dalam memperjuangkan keadilan dan kebebasan. Kita percaya, agama adalah jalan cinta, bukan alasan untuk saling menyakiti. Rumah ibadah, dari masjid hingga rumah doa, harus menjadi ruang damai, bukan sasaran kebencian.

Kepada pemerintah, khususnya Presiden dan Wakil Presiden terpilih Prabowo-Gibran, pernyataan ini adalah ajakan untuk berdiri bersama rakyat dalam menjaga hak asasi yang paling mendasar: hak untuk menyembah Tuhan sesuai keyakinannya.

Sebagaimana ditegaskan Menteri Agama Prof. Dr. Nasaruddin Umar, MA: “Kejadian intoleransi ini harus menjadi yang terakhir.”

Mari terus #MerawatDuniaDenganCinta—karena Indonesia hanya bisa kuat jika kita saling menjaga, bukan saling menyakiti.“Wa laa tansa nashiibaka minad-dunya…”
“Dan janganlah lupakan bagianmu di dunia…” (QS. Al-Qashash: 77)
Semoga langkah-langkah kita diridhai Allah SWT dan menjadi amal shalih yang memperkokoh ukhuwah dan keadilan di bumi pertiwi.

Exit mobile version