Oleh Habib Ali Umar Al Habsyi (Anggota Dewan Syura IJABI)
Tiga Perkara Termasuk Makârimul Akhlâq.
Di antara perkara yang diwasiatkan Baginda Nabi saw. kepada Ali as.:
يَا عَلِيُّ ثَلَاثُ خِصَالٍ مِنْ مَكَارِمِ الْأَخْلَاقِ تُعْطِي مَنْ حَرَمَكَ وَتَصِلُ مَنْ قَطَعَكَ وَتَعْفُو عَمَّنْ ظَلَمَكَ.
Wahai Ali, tiga sifat/perkara termasuk dari akhlak yang mulia: memberi orang yang tidak memberimu, menyambung hubungan dengan orang yang memutuskan hubungan denganmu, dan memaafkan orang yang telah menzalimimu.
(Al Khishâl/Bab Tsalâtsah/Hadis no. 121)
Kata Makârim adalah bentuk jamak dari Makrūmah, dan di sini yang dimaksud dengannya adalah akhlak yang tinggi dan mulia. Ada beberapa sifat yang terpuji dan berharga, namun beberapa lainnya tidak hanya terpuji tapi juga memiliki sifat yang agung dan tinggi.
Di antara sifat-sifat tersebut adalah:
1. Memberi orang yang tidak memberimu:
Jika engkau meminta pinjaman dari seseorang lalu ia menolak memberimu pinjaman, kemudian setelah itu, dia datang meminta pinjaman darimu, maka kamu memberinya meskipun dia telah menolakmu sebelumnya.
2. Menyambung hubungan dengan orang yang memutuskan hubungan denganmu:
Jika ada seorang dari kerabat atau keluarga yang memutuskan hubungan denganmu dan berlaku kurang harmonis dan kasih sayang, tetapi kamu tidak membalasnya dengan cara yang sama, tapi kamu tetap menjalin hubungan dengan mereka dan tidak memutuskan hubungan dengan mereka.
3. Memaafkan orang yang telah menzalimimu:
Jika seseorang telah mem-vonismu dengan cara yang zalim atau berbicara tentang kamu dengan kata-kata yang tidak benar, maka kamu menghadapinya dengan memaafkan dan tidak membalasnya dengan cara yang sama.
Ini adalah wujud dari Makârim Akhlak yang bernilai tinggi dan mulia.
(Kalimât Mudhîah: 28-29)
Semoga Allah SWT selalu membimbing kita dalam Makârim Akhlak dan menguatkan jiwa kita dalam menghias diri dengannya. Karena memang pada hakikatnya, itu adalah sebuah perkara yang berat yang butuh perjuangan dalam merealisasikannya dalam perilaku kita. Mengingat nafsu ammârah kita selalu menekan agar kita membalas keburukan sikap dan perlakuan orang lain terhadap kita dengan perlakuan yang sama. Oleh sebab itu, sudah seharusnya hamba memohon bantuan dan pertolongan dari Allah.