Majulah IJABI

Refleksi Kemerdekaan 2025, IJABI Banjarmasin Menyapa Toleransi

Banjarmasin, 16 Agustus 2025 — Dalam semangat menyambut Hari Kemerdekaan ke-80 Republik Indonesia, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Kalimantan Selatan bersama Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Keluarga (LK3) Banjarmasin dan Vihara Dhammasoka menyelenggarakan kegiatan Refleksi Kemerdekaan 2025 dengan tema “Wajah Kemerdekaan Beragama dan Berkeyakinan dalam Indeks Kota Toleran.”

Acara yang berlangsung di Vihara Dhammasoka, Jl. Pierre Tendean, Banjarmasin, dihadiri oleh berbagai tokoh lintas iman, ormas keagamaan, dan aktivis sosial. Turut hadir PD IJABI Banjarmasin yang diwakili oleh H. Badaruddin (Ketua PD IJABI Banjarmasin) sebagai bentuk komitmen IJABI dalam merawat keberagaman dan memperkuat dialog antarumat.

Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber utama:

  1. Halili Hasan, Direktur Eksekutif Setara Institute, yang memaparkan refleksi terkait Indeks Kota Toleran dan tantangan kebebasan beragama di Indonesia.
  2. Drs. Ilham Masykuri Hamdie, M.Ag, Ketua FKUB Provinsi Kalimantan Selatan, yang menekankan pentingnya sinergi lintas agama dalam menjaga kerukunan di daerah.

Kedua narasumber memberikan perspektif yang saling melengkapi, menggambarkan bagaimana wajah kemerdekaan tidak hanya soal kebebasan politik, tetapi juga tentang ruang aman bagi keberagaman keyakinan.

H. Badaruddin (Ketua PD IJABI Banjarmasin dan Pendeta dari Banjarmasin

Komitmen Bersama

Hadirnya berbagai elemen masyarakat dalam forum ini memperlihatkan bahwa kemerdekaan Indonesia adalah milik semua umat. PD IJABI Banjarmasin melalui kehadiran H. Badaruddin menegaskan bahwa nilai kemerdekaan sejati akan bermakna apabila dijalani dengan semangat persaudaraan, penghormatan pada perbedaan, dan kerja sama dalam membangun kehidupan berbangsa.

Menjaga Semangat Kemerdekaan

Refleksi ini menjadi momentum penting bahwa kemerdekaan bukan hanya warisan, melainkan juga tanggung jawab bersama. Dalam suasana dialog yang hangat di Vihara Dhammasoka, toleransi dipraktikkan bukan sekadar sebagai wacana, tetapi juga tindakan nyata yang meneguhkan keindonesiaan kita.

1 / 6
Exit mobile version