Kita Tergolong Yang Mana?

Oleh Habib Ali Umar Al Habsyi (Anggota Dewan Syura IJABI)
Telah diriwayatkan dari Imam Muhammad Al Baqir as. Beliau bersabda:
قُراءُ القرآنِ ثلاثةٌ: رجل قرأ القرآن فاتخذه بضاعة واستجر به الملوك واستطال به على الناس، ورجل قرأ القرآن فحفظ حروفه وضيع حدوده، ورجل قرأ القرآن فوضع دواء القرآن على داء قلبه، وأسهر به ليله، وأظمأ به نهاره، وقام به في مساجده، وتجافى به عن فراشه، فبأولئك يدفع الله عز وجل البلاء، وبأولئك يديل الله من الأعداء، وبأولئك ينزل الله الغيث من السماء، والله لهؤلاء في قراءة القرآن أعز من الكبريت الأحمر.
Pembaca Al-Qur’an itu ada tiga golongan:
1. Seseorang yang membaca Al-Qur’an lalu menjadikannya sebagai komoditas dagangan; ia mencari kedekatan dengan para raja dengannya dan menyombongkan diri atas manusia karenanya.
2. Seseorang yang membaca Al-Qur’an, menjaga huruf-hurufnya tetapi menyia-nyiakan batasan-batasannya.
3. Dan seseorang yang membaca Al-Qur’an lalu menjadikan obat Al-Qur’an itu sebagai penyembuh bagi penyakit hatinya; ia begadang karenanya di malam hari, ia merasakan haus karenanya di siang hari, ia berdiri dengan Al-Qur’an itu di dalam masjid-masjid/ruang-ruang ibadahnya, ia menjauhi tempat tidurnya karenanya. Maka, dengan golongan inilah Allah menolak bala’, dengan mereka Allah memberi kemenangan atas musuh-musuh, dan dengan mereka Allah menurunkan hujan dari langit. Demi Allah, kedudukan mereka dalam membaca Al-Qur’an lebih mulia/berharga daripada emas merah (sulfur merah yang sangat berharga).
📚 Amâly Syaikh Shadûq: 270.
Hadis agung dari Imam al Baqir as ini menjelaskan bahwa pembaca Al-Qur’an terbagi menjadi tiga golongan:
Golongan Pertama:
Orang yang menjadikan Al-Qur’an sebagai dagangan, mencari keuntungan duniawi, mendekat kepada para penguasa, dan menjadikannya alat untuk meninggikan diri atas manusia.
Inilah kelompok yang menjadikan Al-Qur’an hanya sarana dunia, bukan petunjuk.
Golongan Kedua:
Orang yang membaca Al-Qur’an, menghafal huruf-hurufnya, tetapi melalaikan hukum, batasan, dan ajarannya.
Mereka hanya menjaga lafadz dan sibuk memperbaiki makhraj huruf-huruf dan lagam bacaan, tetapi tidak mengamalkan makna.
Golongan Ketiga:
Orang yang membaca Al-Qur’an lalu menjadikannya obat bagi penyakit hatinya, menjadikan malamnya terjaga dengan bacaan, siangnya berpuasa karena semangatnya, berdiri dengan Al-Qur’an di masjid-masjid, meninggalkan kenyamanan ranjang demi mendekatkan diri kepada Allah.
Inilah golongan sejati, yang dengan mereka Allah menolak bala, memberi kemenangan atas musuh, menurunkan hujan, dan mereka lebih mulia dalam pandangan Allah daripada kibot merah (simbol sesuatu yang amat langka dan berharga).
Bagaimana Kita Bisa Menjadi Golongan Ketiga?
Pertama-tama yang harus kita lakukan adalah:
1. Jadikan Al-Qur’an sebagai obat hati.
Setiap ayat yang dibaca jangan berhenti pada suara, tapi renungkan makna untuk mengobati sifat buruk seperti iri, sombong, dan cinta dunia.
2. Hidupkan malam dengan Al-Qur’an.
Luangkan waktu untuk tilawah atau tahajud meski sebentar, agar hati terbiasa dekat dengan kalam Allah.
3. Disiplin meninggalkan kenyamanan.
Berani menolak hawa nafsu, misalnya meninggalkan ranjang empuk untuk shalat, atau menahan lapar dan dahaga dengan puasa.
4. Bacaan yang menggerakkan amal.
Ayat tentang zakat mendorong kita berinfak, ayat tentang akhlak mendorong kita berbuat baik, ayat tentang sabar membuat kita tabah.
5. Ikhlas dalam membaca.
Jangan jadikan Al-Qur’an sebagai alat mencari kedudukan atau pujian, melainkan sarana mendekat kepada Allah.
Dengan begitu, Al-Qur’an bukan hanya bacaan di lisan, tapi cahaya hidup yang membawa berkah bagi diri sendiri dan masyarakat.
Ya Allah, jadikan kami dari hamab-hamba-Mu yang menyatukan dengan Al Qur’an-Mu.
Âmîn.




