Kegiatan

Perpustakaan Bang Refi: Jejak Perjuangan IJABI Bangka Belitung dalam Peringatan Arbain

Arbain dan Peringatan Syahadah Rasulullah Saw serta Imam Hasan Mujtaba di Perpustakaan Almarhum Bang Refi

Bangka Belitung, Agustus 2025 — Suasana khidmat menyelimuti peringatan Arbain Sayyid al-Syuhada Imam Husain a.s. yang dirangkaikan dengan peringatan syahadah Rasulullah Saw dan Imam Hasan Mujtaba a.s.. Kegiatan ini dilaksanakan di Perpustakaan Almarhum Bang Refi, sebuah tempat yang tidak hanya menyimpan buku, tetapi juga menyimpan jejak sejarah perjuangan awal IJABI Bangka Belitung.

Rumah almarhum Bang Refi merupakan salah satu rumah perjuangan yang menjadi saksi perjalanan spiritual dan sosial Ijabiyun di Bangka Belitung. Di rumah sederhana ini, doa-doa Ahlulbait dipanjatkan, majelis digelar, dan cinta pada Rasulullah beserta keluarganya ditebarkan. Tak hanya itu, rumah ini juga pernah menjadi tempat bersejarah yang kedatangan guru-guru mulia, di antaranya Allahyarham K.H. Dr. Jalaluddin Rakhmat, K.H. Miftah Rakhmat beserta istri, serta almarhumah Ibunda Euis Kartini yang kala itu hadir di rumah Ibu Rosalina.

Perjalanan dakwah Ahlulbait di Bangka Belitung turut dibimbing langsung oleh Ustadz Khalid, yang dengan penuh kesabaran membimbing dari rumah ke rumah, hingga akhirnya mendirikan sebuah Huseiniyah sebagai pusat kegiatan.

Kenangan perjuangan juga kembali hadir saat mengingat almarhum Shalahuddin Al Hakim. Dalam satu kesempatan, ketika membonceng dengan motor Honda bebeknya, ia berkata penuh makna: “Orang Bangka tidak tahu siapa yang dibonceng Refiardi.” Kalimat serupa juga pernah diucapkan Allahyarham Jalaluddin Rakhmat ketika singgah di Bangka, seakan menjadi penanda bahwa keberkahan sering hadir dalam kesederhanaan, tanpa diketahui banyak orang.

Pak Mustari (Ketua PW IJABI Bangka Belitung) dan Keluarga Allah Yarham Bang Refi di Perpustakaan Bang Refi
Pelaksanaan Majelis di Perpustakaan Bang Refi

Dalam momentum Arbain ini, Perpustakaan Bang Refi kembali mendapatkan tambahan koleksi, yakni buku “Shalat Ahlulbait As”. Harapannya, siapa pun yang melintas dapat singgah sejenak, masuk, dan membaca khazanah ilmu yang ada di dalamnya. Sebab, perpustakaan ini bukan sekadar tempat menyimpan buku, melainkan juga menjadi ruang menjaga ingatan, merawat cinta, serta memperkuat tradisi keilmuan Ahlulbait di Bangka Belitung.

iklan

Dengan penuh haru, majelis ditutup dengan seruan:
Labbaika ya Rasulullah, Labbaika ya Imam Mujtaba, Labbaika ya Aba Abdillah.

Admin IJABI
Reporter |  + posts
Iklan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berkaitan

Back to top button