
Oleh Habi Ali Umar Al-Habsyi, Anggota Dewan Syura IJABI
Tangisan kesedihan mengandung pengharapan besar kepada Dzat Yang Maha Kuasa. Tetesan air mata bukti kelembutan hati yang dengannya pintu-pintu langit akan terbuka lebar bagi seorang hamba. ‘Tangan’ pemenuhan hajat dan permohonan terbuka siap memenuhi hajat-hajat sang peminta.
Telah diriwayatkan dari Imam Ali bin Abi Thalib as, beliau bersabda:
بكاء العيون وخشية القلوب من رحمة الله تعالى ذكره فإذا وجدتموها فاغتنموا الدعاء، ولو أن عبدا بكى في أمة لرحم الله تعالى ذكره تلك الأمة لبكاء ذلك العبد.
Tangisan air mata dan getaran hati karena rasa takut kepada Allah adalah dari Rahmat Allah -Yang Maha Tinggi sebutan-Nya-, karenanya, jika kalian mendapatinya maka ambillah kesempatan itu untuk berdoa.(Bihârul Anwâr, 90/336)
Karena-Nya, “Budaya Menangis” adalah budaya positif yang akan membangun jiwa tangguh beriman dan penuh kesadaran. Allah mencintai hati yang bersedih dan mata yang menangis karena takut kepada Allah dan berharap kebaikan dari-Nya serta tetesan air mata kerinduan kepada-Nya dan kepada para Kekasih-Nya.
Tetesan air mata hamba itulah yang akan memperkokoh hubungan jiwa dengan sumber segala kedigdayaan dan kejayaan. Dan dengannya, ia memperoleh kebahagiaan dan kedamaian.
(Bersambung Insya Allah)