Khazanah

EMPAT MUHARRAM

Keberanian Melawan Kezaliman: Pelajaran Tak Lekang dari Karbala

Oleh: Mohammad Adlany, Ph.D, Anggota Dewan Syura IJABI

Di dunia yang semakin bising oleh ketidakadilan dan kezaliman nyata serta genosida yang terjadi di Gaza, tragedi Karbala datang sebagai suara hati nurani yang jernih. Ia bukan hanya kisah duka dan darah, tetapi simbol keberanian sejati dalam menghadapi kekuasaan yang bengis dan menindas. Di tengah kezaliman dinasti Yazid, Imam Husain bin Ali as berdiri sebagai cahaya terang yang tak gentar, mengajarkan bahwa diam terhadap kezaliman adalah bentuk kematian, dan keberanian untuk menolaknya adalah jalan menuju kemuliaan.

Ketika umat Islam terancam dibungkam oleh kekuasaan zalim yang mengatasnamakan agama, Imam Husain as tidak memilih jalan aman. Beliau tahu betul risiko yang akan dihadapinya, tapi beliau berkata:

مثلي لا يبايع مثله

“Orang sepertiku tidak akan pernah membaiat orang sepertinya.” (Tarikh al-Tabari, jil. 5)

iklan

Satu kalimat ini mengguncang sejarah. Ia bukan sekadar penolakan politik, tapi penegasan prinsip moral dan tauhid: tidak ada kompromi dengan kezaliman, siapa pun pelakunya.

Allah Swt dengan tegas memerintahkan agar kita tidak tunduk kepada kezaliman:

وَلَا تَرْكَنُوا إِلَى الَّذِينَ ظَلَمُوا فَتَمَسَّكُمُ النَّارُ

“Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zalim, karena (kalau kamu cenderung), api neraka akan menyentuhmu.” (QS. Hud: 113)

Keberanian Imam Husain adalah bentuk pelaksanaan ayat ini. Beliau tidak hanya tidak tunduk, tapi juga mengajak umat untuk menolak dan melawan penguasa zalim yang mencemari nilai-nilai Islam.

Dalam Ziarah ‘Asyura, kita membaca dengan lantang:

اللهم العن أول ظالم ظلم حق محمد وآل محمد، وآخر تابع له على ذلك

“Ya Allah, laknatilah orang pertama yang menzalimi hak Muhammad dan keluarga Muhammad, dan orang terakhir yang mengikuti langkah kezaliman itu.”

Ini bukan sekadar ritual, tapi pernyataan posisi moral. Setiap pengikut Husain harus berani menyatakan sikap: tidak berdamai dengan kezaliman dalam bentuk apa pun.

Imam Ali as berkata:

الساكت عن الظلم شيطان أخرس

“Orang yang diam terhadap kezaliman adalah setan bisu.” (Nahjul Balaghah, Hikmah no. 193)

Itulah sebabnya Imam Husain memilih bangkit, bukan diam. Bahkan ketika beberapa orang di Madinah menyarankan untuk berkompromi demi keselamatan diri, beliau menolak. Keadilan tidak bisa ditegakkan dengan kebungkaman.

Di Karbala, kita menyaksikan barisan manusia yang luar biasa. Mereka tahu bahwa mereka akan gugur, tapi tidak satu pun mundur. Lihatlah Hurr bin Yazid, panglima yang semula menghadang Imam, akhirnya melempar pedangnya ke tanah dan berkata:

“Aku memilih surga bersama Husain daripada neraka bersama Yazid.”

Atau Qasim bin Hasan, remaja belia yang saat ditanya tentang kematian, menjawab dengan penuh cinta:

الموت فيك أحلى من العسل

“Mati bersamamu (wahai Paman) lebih manis dari madu.” (Bihar al-Anwar, jil. 45, hal. 34)

Keberanian mereka bukan karena ambisi, tapi karena iman dan cinta kepada kebenaran.

Kezaliman tidak selalu datang dalam bentuk pedang dan tombak. Ia bisa datang dalam bentuk kebohongan, ketidakadilan hukum, pembungkaman suara, perampasan hak, atau kekuasaan yang menghalalkan segalanya. Dan di setiap zaman, umat ditantang: Apakah kita akan membisu seperti orang Kufah, atau berdiri seperti Husain?

Imam Ja‘far Shadiq as berkata:

كل يوم عاشوراء، وكل أرض كربلاء.

“Setiap hari adalah Asyura, dan setiap tempat adalah Karbala.” (Bihar al-Anwar, jil. 44, hal. 293)

Artinya, pertarungan antara kebenaran dan kezaliman terus berlangsung, dan kita selalu punya pilihan di pihak mana kita berdiri.

Karbala bukan sekadar sejarah; ia adalah api keberanian yang harus kita warisi. Imam Husain dan para syahidnya telah mengajarkan bahwa berani melawan kezaliman, meski sendirian, adalah puncak kemuliaan manusia. Di dunia yang sering memuja kemapanan dan ketakutan, jadilah seperti Husain: tegas dalam prinsip, lembut dalam hati, tapi tak gentar menghadapi kebatilan.

Mohammad Adlany Ph. D.
Dewan Syuro IJABI |  + posts
Iklan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berkaitan

Back to top button