Hadis Nabi Saw Tentang Al Mahdi as dari Keturunan Fatimah az Zahra as
EDISI KHUSUS: MENGENANG HARI WAFAT BAGINDA NABI MULIA MUHAMMAD SAW.

Oleh Habib Ali Umar Al Habsyi (Anggota Dewan Syura IJABI)
Al Majlisi meriwayatkan dalam kitab Bihâr al Anwâr, Bab 1 Riwayat Tentang Kabar dari Allah dan dari Nabi saw. Mengenai al Qâ’im [Imam Al Mahdi] as. dari jalur Khusus [Syi’ah] dan Umum [Ahlu Sunnah]/51/78:
Hadis ke-37 dari Kitab Kasyf al Ghummah: Aku menemukan empat puluh hadis yang dihimpun oleh al Ḥâfiẓ Abu Nu‘aim Aḥmad bin ‘Abdillah –semoga Allah merahmatinya– tentang al Mahdi as. Aku menyebutkannya sebagaimana beliau meriwayatkannya, dan aku hanya mencantumkan nama perawi dari Nabi saw.
Di antaranya, Hadis yang Kelima adalah sabda Rasulullah saw. bahwa: “Sesungguhnya dari keduanya (al-Ḥasan dan al-Ḥusain a.s.) akan lahir Mahdi umat ini.”
Diriwayatkan dari Ali bin Hilâl, dari ayahnya, ia berkata:
دَخَلْتُ عَلَی رَسُولِ اللَّهِ صلی اللّٰه علیه و آله وَ هُوَ فِی الْحَالَةِ الَّتِی قُبِضَ فِیهَا فَإِذَا فَاطِمَةُ عِنْدَ رَأْسِهِ فَبَكَتْ حَتَّی ارْتَفَعَ صَوْتُهَا فَرَفَعَ رَسُولُ اللَّهِ صلی اللّٰه علیه و آله إِلَیْهَا رَأْسَهُ
Aku masuk menemui Rasulullah saw saat beliau dalam keadaan sakit menjelang wafat. Ternyata Faṭimah berada di sisi kepalanya, lalu ia menangis hingga suaranya meninggi. Maka
Rasulullah saw mengangkat kepalanya kepadanya dan bersabda:
فَقَالَ حَبِیبَتِی فَاطِمَةُ مَا الَّذِی یُبْكِیكِ
“Wahai kekasihku Fāṭimah, apa yang membuatmu menangis?”
Faṭimah berkata:
فَقَالَتْ أَخْشَی الضَّیْعَةَ مِنْ بَعْدِكَ
“Aku khawatir akan terlantar sepeninggalmu.”
Beliau bersabda:
فَقَالَ یَا حَبِیبَتِی أَ مَا عَلِمْتِ أَنَّ اللَّهَ عَزَّ وَ جَلَّ اطَّلَعَ عَلَی الْأَرْضِ اطِّلَاعَةً فَاخْتَارَ مِنْهَا أَبَاكِ فَبَعَثَهُ بِرِسَالَتِهِ ثُمَّ اطَّلَعَ اطِّلَاعَةً فَاخْتَارَ مِنْهَا بَعْلَكِ وَ أَوْحَی إِلَیَّ أَنْ أُنْكِحَكِ إِیَّاهُ یَا فَاطِمَةُ وَ نَحْنُ أَهْلُ بَیْتٍ قَدْ أَعْطَانَا اللَّهُ عَزَّ وَ جَلَّ سَبْعَ خِصَالٍ لَمْ یُعْطِ أَحَداً قَبْلَنَا وَ لَا یُعْطِی أَحَداً بَعْدَنَا
“Wahai kekasihku, tidakkah engkau tahu bahwa Allah -Azza wa Jalla- memandang ke bumi dengan pandangan-Nya, lalu Dia memilih ayahmu dan mengutusnya dengan risalah-Nya. Kemudian Dia kembali memandang dan memilih suamimu, lalu Allah mewahyukan kepadaku agar aku menikahkanmu dengannya.
Wahai Fāṭimah, sesungguhnya kami adalah Ahlulbait yang Allah karuniakan tujuh keistimewaan yang tidak diberikan kepada seorang pun sebelum kami, dan tidak pula kepada seorang pun setelah kami:
أَنَا خَاتَمُ النَّبِیِّینَ وَ أَكْرَمُ النَّبِیِّینَ عَلَی اللَّهِ عَزَّ وَ جَلَّ وَ أَحَبُّ الْمَخْلُوقِینَ إِلَی اللَّهِ عَزَّ وَ جَلَّ وَ أَنَا أَبُوكِ وَ وَصِیِّی خَیْرُ الْأَوْصِیَاءِ وَ أَحَبُّهُمْ إِلَی اللَّهِ عَزَّ وَ جَلَّ وَ هُوَ بَعْلُكِ وَ شَهِیدُنَا خَیْرُ الشُّهَدَاءِ وَ أَحَبُّهُمْ إِلَی اللَّهِ عَزَّ وَ جَلَّ وَ هُوَ حَمْزَةُ بْنُ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ عَمُّ أَبِیكِ وَ عَمُّ بَعْلِكِ وَ مِنَّا مَنْ لَهُ جَنَاحَانِ یَطِیرُ فِی الْجَنَّةِ مَعَ الْمَلَائِكَةِ حَیْثُ یَشَاءُ وَ هُوَ ابْنُ عَمِّ أَبِیكِ وَ أَخُو بَعْلِكِ وَ مِنَّا سِبْطَا هَذِهِ الْأُمَّةِ وَ هُمَا ابْنَاكِ الْحَسَنُ وَ الْحُسَیْنُ وَ هُمَا سَیِّدَا شَبَابِ أَهْلِ الْجَنَّةِ وَ أَبُوهُمَا وَ الَّذِی بَعَثَنِی بِالْحَقِّ خَیْرٌ مِنْهُمَا
Aku adalah penutup para nabi, nabi yang paling mulia di sisi Allah, makhluk yang paling dicintai Allah, dan aku adalah ayahmu.
Washi-ku adalah sebaik-baik washi dan yang paling dicintai Allah, dan dialah suamimu.
Syahid kami adalah sebaik-baik syuhada dan yang paling dicintai Allah, yaitu Ḥamzah bin ‘Abdil-Muṭṭalib, paman ayahmu dan paman suamimu.
Di antara kami ada yang memiliki dua sayap yang terbang di surga bersama para malaikat ke mana ia kehendaki, yaitu sepupu ayahmu sekaligus saudara suamimu.
Dan dari kami pula ada dua cucu umat ini, yaitu kedua putramu al Ḥasan dan al Ḥusain. Keduanya adalah pemimpin para pemuda surga, dan ayah mereka -Demi Allah yang mengutusku dengan kebenaran- lebih baik daripada keduanya.
یَا فَاطِمَةُ وَ الَّذِی بَعَثَنِی بِالْحَقِّ إِنَّ مِنْهُمَا مَهْدِیَّ هَذِهِ الْأُمَّةِ إِذَا صَارَتِ الدُّنْیَا هَرْجاً وَ مَرْجاً وَ تَظَاهَرَتِ الْفِتَنُ وَ انْقَطَعَتِ السُّبُلُ وَ أَغَارَ بَعْضُهُمْ عَلَی بَعْضٍ فَلَا كَبِیرٌ یَرْحَمُ صَغِیراً وَ لَا صَغِیرٌ یُوَقِّرُ كَبِیراً فَیَبْعَثُ اللَّهُ عِنْدَ ذَلِكَ مِنْهُمَا مَنْ یَفْتَحُ حُصُونَ الضَّلَالَةِ وَ قُلُوباً غُلْفاً یَقُومُ بِالدِّینِ فِی آخِرِ الزَّمَانِ كَمَا قُمْتُ بِهِ فِی آخِرِ الزَّمَانِ وَ یَمْلَأُ الْأَرْضَ عَدْلًا كَمَا مُلِئَتْ جَوْراً
Wahai Faṭimah, demi Allah yang mengutusku dengan kebenaran, sesungguhnya dari keduanya akan lahir Mahdi umat ini. Saat dunia dipenuhi kekacauan dan fitnah, jalan-jalan terputus, manusia saling menyerang, yang tua tidak menyayangi yang muda, dan yang muda tidak menghormati yang tua, maka Allah akan membangkitkan dari keduanya seseorang yang akan membuka benteng-benteng kesesatan dan hati-hati yang tertutup.
Ia akan menegakkan agama di akhir zaman sebagaimana aku menegakkannya di awal zaman, dan ia akan memenuhi bumi dengan keadilan sebagaimana bumi telah dipenuhi kezaliman.
یَا فَاطِمَةُ لَا تَحْزَنِی وَ لَا تَبْكِی فَإِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَ جَلَّ أَرْحَمُ بِكِ وَ أَرْأَفُ عَلَیْكِ مِنِّی وَ ذَلِكِ لِمَكَانِكِ مِنِّی وَ مَوْقِعِكِ مِنْ قَلْبِی قَدْ زَوَّجَكِ اللَّهُ زَوْجَكِ وَ هُوَ أَعْظَمُهُمْ حَسَباً وَ أَكْرَمُهُمْ مَنْصَباً وَ أَرْحَمُهُمْ بِالرَّعِیَّةِ وَ أَعْدَلُهُمْ بِالسَّوِیَّةِ وَ أَبْصَرُهُمْ بِالْقَضِیَّةِ
Wahai Faṭimah, janganlah engkau bersedih dan jangan menangis, sesungguhnya Allah -Azza wa Jalla- lebih sayang dan lebih lembut kepadamu daripada aku, karena kedudukanmu di sisiku dan tempatmu dalam hatiku.
Allah telah menikahkanmu dengan suamimu, yang merupakan orang dengan nasab paling mulia, kedudukan paling tinggi, paling penyayang terhadap rakyat, paling adil dalam menegakkan kebenaran, dan paling tajam pandangannya dalam memutuskan perkara.
وَ قَدْ سَأَلْتُ رَبِّی عَزَّ وَ جَلَّ أَنْ تَكُونِی أَوَّلَ مَنْ یَلْحَقُنِی مِنْ أَهْلِ بَیْتِی
Aku telah memohon kepada Tuhanku agar engkau menjadi orang pertama dari keluargaku yang menyusulku.”
Imam Ali as. berkata:
قَالَ عَلِیٌّ علیه السلام لَمْ تَبْقَ فَاطِمَةُ بَعْدَهُ إِلَّا خَمْسَةً وَ سَبْعِینَ یَوْماً حَتَّی أَلْحَقَهَا اللَّهُ بِهِ علیه السلام.
“Faṭimah tidak hidup sepeninggal Nabi saw kecuali tujuh puluh lima hari, hingga Allah menyusulkannya kepada beliau saw.
Ya Rasulullah, syafaati kami dalam kehidupan dunia ini hingga kelak di Padang Mahsyar.
