Uncategorize

Mengenang Hari Kesyahidan Imam Ali Ar Ridha as 

Oleh Habib Ali Umar Al Habsyi (Anggota Dewan Syura IJABI)

Akhlak Mulia Cucu Nabi Saw. 

Syeikh Shadûq -rahimahullâh- meriwayatkan dalam kitabnya ‘Uyûn Akhbâr Ar Ridhâ as., 2/184, dengan sanad bersambung kepada Ibrahim bin Abbas, ia berkata:  

مَا رَأَیْتُ أَبَا الْحَسَنِ الرِّضَا علیه السلام جَفَا أَحَداً بِكَلَامِهِ قَطُّ وَ مَا رَأَیْتُ قَطَعَ عَلَی أَحَدٍ كَلَامَهُ حَتَّی یَفْرُغَ مِنْهُ 

وَ مَا رَدَّ أَحَداً عَنْ حَاجَةٍ یَقْدِرُ عَلَیْهَا وَ لَا مَدَّ رِجْلَیْهِ بَیْنَ یَدَیْ جَلِیسٍ لَهُ قَطُّ وَ لَا اتَّكَأَ بَیْنَ یَدَیْ جَلِیسٍ لَهُ قَطُّ وَ لَا رَأَیْتُهُ شَتَمَ أَحَداً مِنْ مَوَالِیهِ وَ مَمَالِیكِهِ قَطُّ 

iklan

وَ لَا رَأَیْتُهُ تَفَلَ قَطُّ وَ لَا رَأَیْتُهُ یُقَهْقِهُ فِی ضَحِكِهِ قَطُّ بَلْ كَانَ ضَحِكُهُ التَّبَسُّمَ 

وَ كَانَ إِذَا خَلَا وَ نُصِبَتْ مَائِدَتُهُ أَجْلَسَ مَعَهُ عَلَی مَائِدَتِهِ مَمَالِیكَهُ حَتَّی الْبَوَّابِ وَ السَّائِسِ 

 وَ كَانَ علیه السلام قَلِیلَ النَّوْمِ بِاللَّیْلِ كَثِیرَ السَّهَرِ یُحْیِی أَكْثَرَ لَیَالِیهِ مِنْ أَوَّلِهَا إِلَی الصُّبْحِ 

وَ كَانَ كَثِیرَ الصِّیَامِ فَلَا یَفُوتُهُ صِیَامُ ثَلَاثَةِ أَیَّامٍ فِی الشَّهْرِ وَ یَقُولُ ذَلِكَ صَوْمُ الدَّهْرِ 

وَ كَانَ علیه السلام كَثِیرَ الْمَعْرُوفِ وَ الصَّدَقَةِ فِی السِّرِّ وَ أَكْثَرُ ذَلِكَ یَكُونُ مِنْهُ فِی اللَّیَالِی الْمُظْلِمَةِ 

فَمَنْ زَعَمَ أَنَّهُ رَأَی مِثْلَهُ فِی فَضْلِهِ فَلَا تُصَدِّقُوهُ. 

Aku tidak pernah melihat Abu al Hasan ar Ridha as. berkata-kata kasar kepada seorang pun. Aku juga tidak pernah melihatnya memotong pembicaraan seseorang sampai orang itu selesai berbicara. 

Aku tidak pernah melihatnya menolak seseorang yang membutuhkan bantuan darinya, dan aku tidak pernah melihatnya menjulurkan kakinya di depan seseorang yang duduk bersamanya. Aku tidak pernah melihatnya bersandar di depan seseorang yang duduk bersamanya, dan aku tidak pernah melihatnya memaki salah satu dari pengikut dan budaknya. 

Aku tidak pernah melihatnya meludah, dan aku tidak pernah melihatnya tertawa terbahak-bahak. Bahkan, tawanya hanya tersenyum. 

Ketika dia sendirian dan meja makannya disiapkan, dia akan mengajak budak-budaknya duduk bersama di mejanya, termasuk penjaga pintu dan pengurus kuda. 

Dia sedikit tidur di malam hari dan banyak begadang (bangun malam untuk beribadah) menghidupkan sebagian besar malamnya dari awal hingga subuh. 

Dia banyak berpuasa, tidak pernah melewatkan puasa tiga hari dalam sebulan, dan dia mengatakan bahwa itu adalah puasa sepanjang tahun. 

Dia banyak melakukan kebaikan dan bersedekah secara diam-diam, dan sebagian besar sedekahnya dilakukan di malam-malam yang gelap. 

Barangsiapa yang mengklaim telah melihat seseorang seperti dia dalam hal keutamaan, maka janganlah kamu mempercayainya. 

(Bihâr Al Anwâr, 49/90) 

Habib Ali Umar Al-Habsyi
+ posts
Iklan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berkaitan

Back to top button