Uncategorize

Wasiat Imam Hasan Al ‘Askari (as) dalam Membimbing Kaum Syi’ah di Masa Ghaibah. 

EDISI MENGENANG HARI KESYAHIDAN IMAM HASAN AL 'ASKARI AS. 

Oleh Habib Ali Umar Al Habsyi (Anggota Dewan Syura IJABI) 

Telah diriwayatkan dari Imam Hasan Al ‘Askari as dari ayah-ayah suci beliau as dari Rasulullah saw. Beliau saw bersabda: 

أَشَدُّ مِنْ يَتَمِ الْيَتِيمِ الَّذِي انْقَطَعَ مِنْ أُمِّهِ وَأَبِيهِ يَتِيمٌ يَتِيمٌ انْقَطَعَ عَنْ إمَامِهِ وَلاَ يَقْدِرُ عَلَى الْوُصُولِ إِلَيْهِ وَلاَ يَدْرِي كَيْفَ حُكْمُهُ فِيمَا يَبْتَلِي بِهِ مِنْ شَرَائِعِ دِينِهِ، أَلاَ فَمَنْ كَانَ مِنْ شِيعَتِنَا عَالِماً بِعُلُومِنَا، وَهَذَا الْجَاهِلُ بِشَرِيعَتِنَا الْمُنْقَطِعُ عَنْ مُشَاهَدَتِنَا يَتِيمٌ فِي حِجْرِهِ، أَلاَ فَمَنْ هَدَاهُ وَأَرْشَدَهُ وَعَلَّمَهُ شَرِيعَتَنَا كَانَ مَعَنَا فِي الرَّفِيقِ الْأَعْلَى . 

Lebih berat daripada yatim yang terpisah dari ibu dan ayahnya adalah yatim yang terpisah dari imamnya, tidak mampu mencapai beliau, dan tidak mengetahui bagaimana hukum-hukum syariat agamanya yang ia sedang alami. Maka, barangsiapa dari kalangan Syiah kami yang memiliki ilmu pengetahuan kami dan memiliki seorang yatim dalam asuhannya yang tidak mengetahui syariat kami dan terpisah dari perjumpaan  dengan kami, maka barangsiapa yang memberikan petunjuk, bimbingan, dan pengajaran syariat kami kepada yatim tersebut, maka dia akan bersama kami di tempat yang tinggi. 

Sumber: Tafsir Al Imam Al Askari as.: 339, dan Al Ihtijâj oleh Ath Thabarsi,1/7. 

iklan

1. Dengan meriwayatkan sabda Nabi saw di atas, beliau as hendak mengisyaratkan kepada kita, bahwa ada suatu masa di mana kaum Syi’ah tidak lagi bisa berjumpa dengan Imam mereka. Ini adalah arahan dan bimbingan untuk membangun kesadaran akan hal itu, agar mereka bisa mengondisikan diri mereka dengan suasana baru yang bakal mereka alami. Jadi hal ini semacam pengondisian dini.  

2. Disamping hadis ini menekankan pentingnya bimbingan dan pendidikan dalam memahami syariat Islam dan mengikuti ajaran Ahlulbait as. 

3. Imam Al ‘Askari as.menggambarkan bahwa seorang yang terpisah dari imamnya dan tidak mengetahui hukum-hukum syariat agamanya adalah seperti seorang yatim yang kehilangan orang tua. Inilah makna sejati keyatiman itu.  

4. Hadis ini juga menekankan peran penting para ulama dan pemimpin spiritual dalam membimbing dan mendidik kaum lemah dan mereka yang tidak mengetahui syariat Islam. Dengan demikian, mereka dapat memahami dan mengamalkan ajaran Islam dengan benar. 

5. Hadis ini juga menegaskan kedudukan istimewa para Ulama Syi’ah, khususnya di masa ketidak-hadiran (kegaiban dan atau berlalunya) Imam di tengah mereka.  

Dari sini dapat disimpulkan  bahwa bimbingan dan pendidikan spiritual sangat penting dalam memahami dan mengamalkan ajaran Islam. Oleh karena itu, para ulama dan pemimpin spiritual memiliki peran penting dalam membimbing dan mendidik umat Islam, terutama mereka yang lemah dan tidak mengetahui syariat Islam. Dengan bimbingan dan pendidikan yang tepat, mereka dapat mencapai kesempurnaan spiritual dan menjadi bagian dari golongan yang beruntung di akhirat. 

Habib Ali Umar Al-Habsyi
+ posts
Iklan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berkaitan

Back to top button