Kegiatan

Dua Sayap, Satu Perjalanan: Silaturahmi IJABI di Musda ABI Jepara

Minggu, 20 Juli 2025 — Jepara, tepatnya di Desa Candi Sendangsari, Bangsri, menjadi saksi sebuah peristiwa monumental dalam peta ukhuwah Islamiyah. Di hari itu, Musyawarah Daerah (Musda) ke-2 Dewan Pimpinan Daerah Ahlulbait Indonesia (DPD ABI) Jepara resmi digelar, agenda lima tahunan yang menjadi puncak konsolidasi organisasi ABI di wilayah pesisir utara Jawa Tengah.

Musda ini dihadiri secara penuh oleh seluruh unsur DPD ABI Jepara, termasuk perwakilan badan otonom seperti ABI Responsif, Pandu ABI, Muslimah ABI dan Falak ABI. Hadir pula jajaran Dewan Pengurus Wilayah (DPW) ABI Jawa Tengah, Dewan Syura dan DPP ABI Pusat, serta berbagai unsur masyarakat dan organisasi lokal. Di antaranya, majelis taklim dan Husainiyyah dari desa-desa basis komunitas Syiah seperti Candi Banjaran, Montro, Kepuk, Guyangan, dan Kauman. Turut hadir pula organisasi sosial-kemanusiaan dan kepemudaan seperti Himpunan Komunitas Peduli Umat (HIKDMAT) Jepara, Pemuda Geperes Guyangan, serta Pemuda Responsif Jepara.

Namun kehadiran yang paling mencuri perhatian datang dari arah yang jarang disorot dalam dinamika internal Syiah Indonesia, yaitu rombongan Ikatan Jamaah Ahlulbait Indonesia (IJABI). Dihadiri langsung oleh Ketua Pengurus Wilayah IJABI Jawa Tengah, Kistiyono, kunjungan ini menjadi kejutan sekaligus penanda penting eratnya kembali hubungan dua entitas besar dalam mazhab Ahlulbait di Indonesia, ABI dan IJABI.

Bukan daftar kehadiran yang membuat Musda ini layak dikenang, melainkan peristiwa simbolik yang terjadi di tengah-tengah forum. Dalam suasana khidmat, Kistiyono (Ketua PW IJABI Jawa Tengah) menyampaikan langsung pesan silaturahmi dari Kiai Miftah Fauzi Rahmat, Ketua Dewan Syura IJABI sekaligus salah satu pemikir terkemuka Syiah Indonesia. Pesan tersebut ditujukan kepada Ustadz Miqdad Turkan, anggota Dewan Syura ABI, serta kepada seluruh jajaran ABI Jepara.

Dalam sambutannya, Kistiyono menggarisbawahi amanah yang diwariskan oleh almarhum Ustadz Jalaluddin Rahmat, pendiri IJABI, bahwa menjaga silaturahmi dengan ABI bukan sekadar penting, tapi mutlak.

iklan

“Kami harus bersilaturahmi dengan teman-teman ABI dan menjaga ukhuwah serta persaudaraan. Kita adalah dua sayap pecinta Ahlulbait yang tengah bersiap menyambut Imam Mahdi,” katanya saat membacakan pesan Kiai Miftah.

Kistiyono kemudian menambahkan dengan nada tegas.“Pesan Kiai Miftah juga jelas, sekarang bukan zamannya lagi kita taqiyah, apalagi memperbesar perbedaan yang ada dalam dua ormas Syiah ini. Saatnya bergandengan tangan demi kemajuan Islam dan Indonesia.”

Tak sekadar menyampaikan pesan, Kistiyono juga menyampaikan permohonan maaf yang tulus kepada komunitas ABI Jepara. “Kami sadar, selama ini kami kurang menjalin komunikasi yang intensif dengan teman-teman di Alkhoirot dan berbagai majelis taklim di Jepara. Maka hari ini kami datang, dengan niat tulus.”

Sebagai bentuk penghormatan dan penguatan persaudaraan, Kistiyono menyerahkan tiga buku sebagai simbol silaturahmi dan keterhubungan intelektual: Misteri Wasiat Nabi dan Seri Tasawuf: Warak karya Dr. Jalaluddin Rahmat, serta Arbain Imam Nawawi Perspektif Keluarga Nabi karya Kiai Miftah Fauzi Rahmat.

Namun dari keseluruhan pesan yang di sampaikan, satu kalimat mencuat sebagai simpul narasi pertemuan ini, bukan karena panjangnya, melainkan karena kebenaran yang dia bawa:

“Indonesia tidak akan damai jika umat Islam tidak damai. Islam tidak akan damai jika Sunni dan Syiah tidak berdamai. Dan Syiah tidak akan damai jika umat Syiah itu sendiri belum berdamai.”

Musda ke-2 DPD ABI Jepara hari itu bukan hanya menetapkan program dan arah organisasi lima tahun ke depan. Musda ini menorehkan awal yang baru, sebuah langkah strategis menuju kedewasaan ukhuwah antara ABI dan IJABI. Bukan dalam semangat dominasi, melainkan dalam kesadaran bahwa perbedaan bukan alasan untuk menjauh, tetapi peluang untuk saling melengkapi dalam cinta kepada Ahlul Bait.

Dan di tengah kesunyian rumah Emen yang menjadi lokasi Musda, mungkin Imam Mahdi tengah memandang dengan ridha, dua sayap umatnya mulai mengepak bersama. Bukan demi siapa yang terbang lebih tinggi, tetapi demi siapa yang paling tulus menyambut kebenaran.

Sumber : https://www.ahlulbaitindonesia.or.id/berita/kegiatan/dua-sayap-satu-perjalanan-silaturahmi-ijabi-di-musda-abi-jepara/

Admin IJABI
Reporter |  + posts
Iklan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berkaitan

Back to top button