Menangislah Untuk Al Husein as. Bersama Orkestra Jagat Raya.

Oleh : Habib Ali Umar Al-Habsyi, Anggota Dewan Syura IJABI
Ada sebagian manusia yang kematiannya sama sekali tidak diratapi oleh langit dan bumi. Famâ bakat ‘alaihimus Samâu wal Ardhu. Sementara di antara manusia, ada yang kematiannya akan ditangisi oleh langit dan bumi.
Lalu apa yang sebenarnya membedakan antara keduanya? Jawabnya: Keimanan dan kekufuran. Kesalehan dan kedurjanaan.
Al Husain as pribadi yang kematiannya di jalan Allah yang paling laik untuk ditangisi dan diratapi oleh langit dan seluruh penghuninya dan bumi bersama seluruh yang berada di dalam dan atasnya.
Para ulama Ahlu Sunnah, di antaranya Ibnu Hajar dalam Ash Shawâiq Al Muhriqah dan selainnya telah melaporkan bahwa pada peristiwa Karbala, setelah terbantainya cucu tercinta Nabi saw, alam semesta dan jagat raya ini, ikut berduka dan berkabung. Setiap atom di alam ini menangis histeris. Langit menangis dengan hujan darah. Awan menjadi memerah sehingga seakan tembok-tembok rumah penduduk di kota Kufah dan selainnya berubah cat menjadi merah. Ibu-ibu rumah tangga menemukan pakaian yang mereka dapati, jemuran mereka berlumur cairan merah bak darah. Di balik batu-batu yang berserakan atau tertumpuk ketika di Kota Baitul Maqdis terdapat darah segar. Ada suara dari balik alam ghaib yang meratapi Al Husein as dengan tangisan dan bait-bait syair pilu tanpa terlihat sosok yang menyuarakannya. Dan berbagai fenomena serupa yang menandakan dimulainya Orkestra Duka Tangis dan Ratapan atas kesyahidan Al Husein cucunda Nabi saw.
Lalu, apakah Hai engkau yang mengaku (sebagai) umat kakek Al Husain as enggan bergabung bersama jagat raya meratapi Al Husain as?!
Hai engkau yang mengaku mencintai Al Husein as dan selalu menyanyikan lagu-lagu pujian untuknya dan abangnya: Yâ Jaddal Hasan wal Husein, pantaskah engkau abai akan apa yang sedang menimpa Al Husain as, bahkan larut dalam suka cita dengan nama-nama Momentum-momentun yang tidak jelas?! Hanya sekedar menipu diri agar tetap bisa menikmati suasana lupa Al Husain as?! Lalu engkau berpesta dan merayakannya?!
Mengapakah engkau hingga kini tetap enggan bergabung dalam Orkestra Duka dan Ratapan atas Al Husain as?!
Untuk meratapi dan berduka atas kesyahidan Al Husain as Anda tidak mesti mengenakan atribut kemazhaban tertentu. Tidak juga mesti menanggalkan atribut lama Anda… Cukup Anda sebagai manusia yang berjiwa lembut, peka dan menghargai nurani sehatnya serta menjunjung tinggi nilai kepatriotan seorang cucu Nabi saw yang rela mempersembahkan nyawanya demi Agama yang kini engkau bernaung di bawah panjinya. Saat itu Anda pasti berduka!