Mengapa Syi’ah Ngotot Melestarikan Sepanjang Masa, Tradisi Meratapi Al Husain as.?
Bagian 7

Oleh Habib Ali Umar Al-Habsyi, Anggota Dewan Syura IJABI
Motifasi Ketujuh: Mengenali Pemeran Sejati Islam.
Tiada diragukan bahwa, sepeninggal Baginda Nabi saw kaum Muslimin telah diguncang dengan berbagai ujian berat yang menggelincirkan, dan pergeseran normal dan nilai yang menghantarkan kepemimpinan yang tidak memiliki kecakapan dan kelaikan ke puncak tampuk kekuasaan, sehingga secara perlahan tapi pasti, melalui gerakan masif dan terstruktur, bermunculan penyimpangan dalam agama atas nama Agama. Akibat darinya lahirlah firqah-firqah dan faksi-faksi dalam tubuh kaum Muslimin. Kebenaran sejati Islam yang dibawa Nabi terakhir saw menjadi kabur di tengah-tengah tumpukan isme-isme dan aliran-aliran yang semua mengklaim sebagai Wakil Resmi ajaran sang Nabi saw.
Tidak tanggung-tanggung, perpecahan yang terjadi di tengah-tengah kaum Muslimin begitu tajam sehingga melebihi yang terjadi di antara pengikut dua Agama sebelumnya; Yahudi dan Nasrani, baik dari sisi kuantitas sekte dan aliran, maupun ketajaman perselisihan di antara mereka, seperti yang disabdakan Nabi saw. Umat beliau akan berpecah menjadi 73 golongan. 72 diantaranya akan masuk neraka. Hanya satu yang selamat.
Selain itu, tidak sedikit sabda Nabi saw yang mewanti-wanti umat beliau dari penyusup yang akan menghancurkan Agama dari dalam dan atas nama Agama melalui kekuasaan. Beliau saw tidak hanya menyebut ciri dan tanda-tanda para penyusup itu, tapi kerap kali juga menyebut identitas bahkan sebagian nama. Semua itu sebagai peringatan sedini mungkin agar menjadi perhatian kaum Muslimin sepeninggal beliau hingga akhir masa.
Di sini, adalah sebuah keniscayaan bagi setiap Muslim untuk mengenali Pemeran Sejati Islam, yang dengannya kaum Muslimin terjaga dari ketergelinciran dalam Agama, selamat dari fitnah membutakan dan penyimpangan yang menyesatkan, dan menjadi Benteng Kokoh yang mengamankan mereka dari puting-beliung kekafiran dan kemunafikan.
Tiada diragukan bahwa melestarikan Majelis-majelis Duka mengenang Imam Al Husain as dengan terus mengenali berbagai dimensi yang menyelimuti setiap fragmen dan episodenya, dan memantau semua gerak-gerik kemunafikan dan kesesatan di masa itu, akan membawa kita mengenali siapa Preman Sejati Agama yang Allah ridhai untuk kita; kaum Muslimin, agar kita mampu berjalan di belakangnya dan beragama dengan model keberagamaan yang diajarkan dan diteladankannya.
Majelis-majelis Duka untuk Al Husain as Cendela yang darinya kaum Muslim Syi’ah mampu memantau dengan jelas dan jeli siapa yang sejatinya sebagai Pemeran Islam.
Melalui Majelis-majelis Duka atas Al Husain as semakin jelas bahwa hanya Ahlulbait Nabi lah pewaris sejati Islam yang Allah ridhai. Mereka Bahtera keselamatan umat. Mereka Bintang-gemintang di langit Kesucian dan Kearifan. Mereka Shirâth Mustaqîm yang membimbing Jalan menuju Tuhan, dan berakhir pada Ridha Ilahi. Dengan Ahlulbait Nabi as, dan hanya dengan mereka, bukan selainnya, kerusakan dalam Agama dapat dihalau dan dihindari, dan Nikmat disempurnakannya Agama dapat dirasakan.
(Bersambung Insya Allah)