Nasihat Wali Faqih (16)

Oleh Habib Ali Umar Al Habsyi, Anggota Dewan Syura IJABI
Asy Syuhhu, Kekikiran Akut Akan Menggilas Keimanan.
Diriwayatkan dari Imam Ja’far ash Shadiq dari ayah beliau as, berkata: “Rasulullah saw bersabda:
مَا مَحَقَ الإِيمَان مَحقَ الشُحِ شَيْءٌ، ثُمَ قَالَ: إِنَ لِهَذَا الشُحَ دَبِيبًا كَدَبِيبِ النَمْلِ وَشُعبًا كَشُعبِ الشِرْكِ.
Tiada sesuatu apapun yang melumat dan membinasakan keimanan seperti kekikiran akut.
Setelahnya beliau saw melanjutkan: Sesungguhnya kekikiran itu memiliki gerak merayap seperti semut dan cabang seperti cabang-cabang kemusyrikan.
(Al Khishâl: Bab Satu/Hadis no. 93)
Sesungguhnya keimanan memiliki cacat dan penyakit yang merusak. Di sana ada beberapa perkara yang melumat keimanan. Yang paling ganas di antara perusak-perusak itu yang menghancurkan keimanan adalah asy Syuhhu/kekikiran akut.
Asy Syuhhu adalah gabungan dari kekikiran dan kerakusan. Maksudnya sesungguhnya seseorang mengumpulkan dan menyimpan harta dan perhiasan-perhiasan dunia untuk dirinya sendiri, dan tidak membelanjakan sedikitpun di jalan Allah. Seperti yang dibicarakan firman Allah -Ta’âlâ-:
فَلَمَّآ اٰتٰىهُمْ مِّنْ فَضْلِهٖ بَخِلُوْا بِهٖ وَتَوَلَّوْا وَّهُمْ مُّعْرِضُوْنَ
Akan tetapi, ketika Allah menganugerahkan kepada mereka sebagian dari karunia-Nya, mereka menjadi kikir dan berpaling seraya menjadi penentang (kebenaran).
فَاَعْقَبَهُمْ نِفَاقًا فِيْ قُلُوْبِهِمْ اِلٰى يَوْمِ يَلْقَوْنَهٗ بِمَآ اَخْلَفُوا اللّٰهَ مَا وَعَدُوْهُ وَبِمَا كَانُوْا يَكْذِبُوْنَ
Maka, (akibat kekikiran itu) Dia menanamkan kemunafikan dalam hati mereka sampai pada hari mereka menemui-Nya karena mereka telah mengingkari janji yang telah mereka ikrarkan kepada-Nya dan (juga) karena mereka selalu berdusta. (QS. At Taubah:76-77)
Kekikiran adalah penyebab adanya kemunafikan dalam hati mereka yang kikir.
Dalam surah Al Hasyr telah datang keterangan bahwa kejayaan dan keberuntungan adalah ditetapkan atas dasar menjauhi kekikiran dan menyucikan jiwa dari sifat tercela itu.
Allah -Ta’âlâ- berfirman:
Berikut adalah Surat Al-Hasyr ayat 9 beserta terjemahannya:
وَمَن يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِۦ فَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ.
Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung. (QS. Al Hasyr:9)
Dan adalah wajib untuk diketahui bahwa sifat tercela itu akan berjalan dalam diri seseorang dan bergerak dan mengakar secara bertahap. Dan seperti dalam ungkapan riwayat di atas ia berjalan seperti seekor semut. Dan seperti kemusyrikan dari sisi tingkatan-tingkatannya.
(Kalimât Mudhîah:146-147)
Semoga kita dijauhkan dari sifat kekikiran apalagi kekikiran yang akut, asy Syuhhu karena ia akan menggerus keimanan dan mencerabutnya dari jiwa penyandangnya. Disamping ia akan menyebabkan banyak keburukan lainnya, yang paling mengerikan adalah sifat tercela itu akan mencabut rasa malu dari diri penyandangnya sehingga ia siap bersikap hina dan yang menyebabkan kehinaan, dan tega melakukan berbagai keburukan. Seperti akan dijelaskan dalam paparan hadis yang akan datang dalam edisi ke- 17. Âmîn.
