Oleh Habib Ali Umar Al Habsyi (Anggota Dewan Syura IJABI)
Langkah Sukses Menghadapi Ujian Hidup.
Diantara mutiara hikmah Abu Abdillah (Imam Ja’far) as.:
إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ أَنْعَمَ عَلَى قَوْمٍ بِالْمَوَاهِبِ فَلَمْ يَشْكُرُوا فَصَارَتْ عَلَيْهِمْ وَبَالًا وَابْتَلَى قَوْمًا بِالْمَصَائِبِ فَصَبَرُوا فَصَارَتْ عَلَيْهِمْ نِعْمَةً.
Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla telah memberikan nikmat kepada suatu kaum dengan berbagai karunia, namun mereka tidak men-syukurinya, sehingga karunia itu menjadi bencana bagi mereka. Dan Allah telah menguji suatu kaum dengan berbagai musibah, namun mereka bersabar, sehingga musibah itu menjadi nikmat bagi mereka.
(Tuhaful ‘Uqûl: 359).
Apabila Allah mengaruniai (memberikan karunia, red) seseorang atau suatu umat dengan berbagi kenikmatan, sementara mereka tidak melaksanakan kewajiban bersyukur atasnya, dan tidak menghargainya niscaya nikmat-nikmat itu akan berubah menjadi bencana dan siksa atas mereka.
Contoh yang paling nyata dalam masalah ini adalah Bani Israel. Sesungguhnya Allah -Ta’âlâ- telah menganugerahkan kepada mereka nikmat pemerintahan yang shaleh, nikmat diutusnya para nabi untuk (memimpin) mereka, seperti Nabi Sulaiman dan Daud -semoga shalawat Allah tercurah kepada Nabi kita dan keluarga sucinya serta kedua nabi tersebut-. Demikian pula nikmat kemenangan atas Fir’aun. Namun mereka tidak men-syukuri nikmat-nikmat itu, bahkan mereka terjatuh dalam perasaan ghurûr/tertipu diri, berbuat melampaui batas, dan membangkang (terhadap Allah). Maka kesudahannya adalah seperti yang Allah firmankan:
وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ وَالْمَسْكَنَةُ
Kemudian, mereka ditimpa kenistaan dan kemiskinan. (QS. Al Baqarah: 61)
Karena itu, kita selalu memohon kepada Allah dalam Surah Al Hamd/Al Fatihah yang penuh berkah agar Allah menganugerahkan kepada kita Hidayah/Bimbingan ke jalan yang lurus. Yaitu jalannya orang-orang yang telah Allah beri mereka kenikmatan. Bukan jalannya orang-orang yang mendapatkan nikmat lalu mereka meng-kufurinya maka mereka menjadi orang-orang yang sesat atau dimurkai.
Sebaliknya dalam masalah ini. Apabila Allah menguji seseorang atau suatu umat dengan berbagai musibah dan bencana serta cobaan, tetapi mereka bersabar atasnya dan tetap ber- istiqamah di jalan yang mustaqim maka bencana dan musibah itu akan berubah menjadi nikmat.
(Kalimât Mudhîah:124)
Semoga Allah beri kita semua rasa syukur di kala mendapatkan nikmat dan mampu bersabar di saat ditimpa musibah dan cobaan. Karena pada hakikatnya, baik nikmat maupun musibah adalah bahan ujian bagi kita semua.
