Dialog Timur dan Timur: Indonesia–Iran untuk Dunia Islam yang Mandiri

IJABI Hadir dalam Pertemuan Bersama Ketua Parlemen Iran: Merawat Persatuan, Menguatkan Umat
Jakarta, 15 Mei 2025 — Dalam suasana penuh kehangatan dan semangat ukhuwah, berbagai ormas Islam, tokoh-tokoh akademisi, dan cendekiawan dari seluruh Indonesia berkumpul dalam sebuah pertemuan penting bersama Ketua Parlemen Republik Islam Iran. IJABI turut hadir sebagai bagian dari forum ini, menyampaikan komitmen kami dalam merawat persatuan dan memperkuat jembatan dialog lintas mazhab.
Pertemuan dibuka dengan paparan dari sejumlah tokoh dan perwakilan lembaga Islam. Dari IJABI, hadir:
- KH. Miftah Fauzi Rakhmat (Ketua Dewan Syura IJABI),
- Adi Bunardi, M.Fil (Pengurus Pusat IJABI – Departemen Kaderisasi),
- Juwairiyah, A.Md dan Mukti Mulyani (Fathimiyah IJABI Jakarta).
Dari Ahlulbait Indonesia (ABI), hadir Habib Ustadz Husein selaku Ketua Dewan Syura ABI.
Nahdlatul Ulama (NU) diwakili oleh Dr. Mulawarman Hannase, Lc., MA. Hum.
Muhammadiyah oleh Buya Anwar Abbas.
ICMI diwakili oleh Prof. Dr. Arif Satria, SP, M.Si., Rektor IPB University.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) diwakili oleh Prof. Dr. Sudarnoto Abdul Hakim, Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional.
Turut hadir pula Dr. Imam Addaruqutni, yang kini menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI), serta Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, M.A.
Forum ini juga melibatkan perwakilan dari Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) dan Forum Pemuda Nasional.
Hadir pula para rektor dari IPB dan UIN Syarif Hidayatullah, serta sejumlah tokoh masyarakat dan pemimpin lembaga sosial lainnya.

Ketua Parlemen Iran menyampaikan pesan utama yang menjadi denyut nadi perjuangan Republik Islam Iran: persatuan umat Islam dan kemandirian dalam segala lini kehidupan. Di tengah upaya global yang terus mencoba memecah belah umat—khususnya antara Sunni dan Syiah—Iran menegaskan bahwa kekuatan terbesar umat terletak pada keikhlasan, kasih sayang, dan kesediaan untuk menjaga persaudaraan.
“Mereka akan terus berusaha memecah belah Sunni dan Syiah. Tapi kita punya satu pegangan: persatuan,” ujar beliau tegas.
Beliau juga menyoroti bagaimana sejak masa pengasingan Imam Khomeini di Najaf tahun 1963, perlawanan terhadap Syah Iran yang saat itu bersahabat dengan Zionis, telah menjadi pondasi gerakan perlawanan. Hingga kini, Iran terus menolak legitimasi penjajahan Israel dan bangga bahwa Indonesia masih teguh tidak mengakui eksistensi negara tersebut.
Dalam bidang pertahanan dan ilmu pengetahuan, Iran menunjukkan kemajuan yang luar biasa meski di bawah tekanan dan embargo panjang. Teknologi militer, nanoteknologi, stem cell, hingga energi nuklir untuk kebutuhan sipil menjadi bukti bahwa umat Islam mampu berdiri mandiri.
“Kemajuan ini bukan untuk perang, tapi untuk kebanggaan umat. Untuk melayani, bukan menindas,” katanya.

Ketua Parlemen juga memberi apresiasi besar pada peran perempuan dalam perjuangan. Dari bidang pendidikan hingga politik, dari dapur perjuangan untuk Palestina hingga jajaran pemerintahan—perempuan Iran berada di garis depan.
Tak hanya bicara soal Iran, beliau juga menekankan pentingnya kontribusi masyarakat sipil—LSM dan ormas seperti IJABI—dalam menjaga arah negara. Pemerintah, katanya, tidak boleh menjadi pusat dari segalanya, melainkan menjadi penunjuk arah bagi inisiatif rakyat.
“Anda harus bangga menjadi bagian dari masyarakat yang sadar, aktif, dan turut serta memajukan umat,” pesannya kepada para peserta.

Di akhir pertemuan, beliau menutup dengan dua pesan utama:
- Persatuan umat Islam.
- Kekuatan dunia Islam dalam ilmu pengetahuan dan kemandirian.
Pertemuan ini menjadi pengingat bahwa isu mazhab hanyalah kabut tipis yang bisa diterobos dengan cahaya kasih sayang dan pemahaman. Di balik semua isu yang disebar, Iran telah membuktikan bahwa mereka berdiri untuk seluruh umat yang tertindas—tanpa pandang mazhab atau suku: dari Palestina hingga Yaman.
IJABI menyambut hangat ajakan kerja sama ini, khususnya dalam bidang IPTEK, dan akan terus konsisten menjadi jembatan ukhuwah serta penyemai cinta dalam keberagaman umat.





mustofa.bs@gmail.com
Bersatu dalam keragaman
insyallah semakin rekat.
Saya pikir tidak ada pilihan lain selain persatuan Islam untuk bisa mengalahkan kezaliman yang semakin besar saat ini.
Ukhuwah merupakan warisan besar Rasulullah yang harus dijaga dan dipelihara.
Alhamdulillah semakin kokoh persatuan umat islam, sehat selalu para ulama persatuan, bihaqqi Muhammad wa Aali Muhammad. Allohumma sholly alaa sayyidina Muhammad wa Aali sayyidina Muhammad
Mohon doanya selalu agar kaum muslimin semakin memahami pentingnya ukhuwah islamiah.