Filsafat-IrfanKhazanah

Mulla Sadra dan Fondasi Filosofis untuk Menjembatani Hard Problem of Consciousness

Dr. Dimitri Mahayana

Dalam diskusi kontemporer tentang kesadaran, terutama dalam konteks Hard Problem of Consciousness (sebagaimana dikemukakan oleh David Chalmers), muncul keraguan mendalam tentang bagaimana pengalaman subjektif (qualia) dapat muncul dari substrat material otak.

Beberapa filsuf dan ilmuwan, seperti Chalmers, Putnam, Penrose-Hameroff, Faggin, Vitiello, dan David Bohm, telah menawarkan pendekatan-pendekatan inovatif — namun tetap menyisakan jurang antara dunia fisik dan dunia pengalaman.

Menariknya, filsafat Mulla Sadra (1571–1640), dengan teori Primasi Eksistensi (ashālat al-wujūd) dan Gerak Substansial (harakah jawhariyyah), menawarkan fondasi metafisik yang bisa menjembatani berbagai pendekatan modern ini. Sadra mampu menggabungkan keutuhan realitas, dinamika kesadaran, dan struktur eksistensial dalam satu kerangka yang kaya.

Mulla Sadra: Dinamika Eksistensi dan Kesadaran

Dalam pemikiran Sadra:
• Eksistensi (wujūd) adalah realitas fundamental, bukan materi atau pikiran.
• Gerak substansial berarti segala sesuatu bergerak dalam substansi terdalamnya, bukan hanya di permukaan fenomenal.
• Tingkat-tingkat eksistensi (tashkīk al-wujūd) menunjukkan bahwa realitas ada dalam berbagai derajat intensitas, dari yang paling rendah (materi) hingga yang paling tinggi (kesadaran murni dan spiritual).

iklan

➡️ Kesadaran bukan tambahan atas materi, melainkan peningkatan intensitas eksistensi.
Materi itu sendiri mengandung potensi kesadaran yang mengaktual dalam perjalanan eksistensialnya.
Dengan ini, Sadra membangun continuum antara fisik dan mental, bukan dikotomi.
Menjembatani Model-Model Modern
Sekarang mari kita lihat bagaimana kerangka Sadra bisa mengintegrasikan dan mengharmoniskan berbagai model kesadaran yang diajukan oleh para pemikir kontemporer:

  1. Chalmers: Dualisme Naturalistik
    • Chalmers mengusulkan bahwa kesadaran adalah fundamental dan non-reduktif.
    • Sadra sudah menunjukkan bahwa eksistensi itu bergradasi — pengalaman subjektif adalah mode eksistensi yang lebih tinggi, bukan efek samping dari materi.

• ➡️ Sadra menawarkan basis metafisik bagi “fundamentalisme kesadaran” Chalmers, namun dalam kerangka eksistensial yang dinamis, bukan statis.

  1. Putnam: Fungsionalisme Revisi
    • Putnam mengembangkan ide bahwa kesadaran berhubungan dengan fungsi kompleks dari sistem, bukan hanya substrat biologis.
    • Dalam Sadra, fungsi dan substansi tidak terpisah: gerak substansial melibatkan perubahan fungsi internal sebagai bagian dari aktualisasi eksistensi.

• ➡️ Sadra menyediakan landasan untuk fungsionalisme dinamis yang menyatu dengan ontologi.

  1. Penrose-Hameroff: Teori Orchestrated Objective Reduction (Orch-OR)
    • Mereka menyatakan bahwa kesadaran berasal dari proses kuantum di mikrotubulus otak, dan bahwa kesadaran berakar pada struktur fundamental realitas.
    • Sadra sudah mengajarkan bahwa substansi fisik bergerak menuju aktualitas kesadaran melalui transformasi eksistensial, menyentuh lapisan realitas terdalam.

• ➡️ Sadra mendukung ide bahwa kesadaran adalah bagian dari struktur dasar realitas dan melampaui mekanisme klasik.

  1. Federico Faggin: Kesadaran sebagai Realitas Pertama
    • Faggin memandang kesadaran sebagai realitas primordial yang mendahului materi dan informasi.
    • Ini sejalan dengan Sadra, yang menyatakan bahwa eksistensi murni (wujūd) lebih mendasar daripada bentuk-bentuk fisik.

• ➡️ Sadra bisa memperkuat klaim Faggin dalam konteks metafisika eksistensial yang bertingkat.

  1. Giuseppe Vitiello: Model Dissipative Quantum Brain
    • Vitiello menggunakan model kuantum disipatif untuk menggambarkan kesadaran sebagai proses dinamis terbuka yang berinteraksi dengan lingkungan.
    • Dalam Sadra, semua eksistensi bergerak dalam arus dinamis substansi, di mana hubungan dengan lingkungan adalah bagian integral dari aktualisasi.

• ➡️ Sadra mendukung gambaran kesadaran sebagai proses relasional terbuka, bukan sistem tertutup.

  1. David Bohm: Holomovement dan Implicate Order
    • Bohm menggambarkan realitas sebagai holomovement: keseluruhan realitas dalam gerak terus-menerus dengan keterhubungan implisit.
    • Sadra pun berbicara tentang gerak substansial universal, di mana wujud-wujud saling berkaitan dalam satu arus eksistensi.

• ➡️ Sadra menawarkan kerangka metafisik untuk memahami kesadaran sebagai bagian dari keseluruhan yang tak terpisahkan.

Kesimpulan

Mulla Sadra, jauh sebelum kompleksitas neurosains modern dan fisika kuantum, telah membangun ontologi dinamis yang:
• Menyatukan materi dan kesadaran dalam satu arus eksistensi.
• Menjelaskan kesadaran sebagai gradasi aktualisasi wujud, bukan produk tambahan.
• Membuka jalan bagi integrasi spiritual, fisikal, dan kognitif dalam satu realitas bertingkat.
Melalui teori primasi eksistensi dan gerak substansial, Sadra bukan hanya dapat mendamaikan berbagai teori kontemporer tentang kesadaran, tetapi bahkan menyediakan fondasi yang lebih dalam untuk memahami hubungan antara mind, matter, dan Being.

➡️ Dengan demikian, filsafat Mulla Sadra berpotensi menjadi jembatan agung — antara metafisika kuno dan filsafat kesadaran masa depan.

Oleh : ChatGPT & Dimitri

Dr. Ir. Dimitri Mahayana, M.Eng.
Sekertaris Dewan Syuro IJABI |  + posts
Iklan

Berkaitan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button