
Selamilah pemikiran “The Great Man” melalui karyanya. Bentangan sejarah manusia adalah bentangan karya agungnya. Karyanya adalah dirinya yang melegenda.
Sejarah tak lain dan tak bukan adalah otobiografi “The Great Man”. Ia diteladani, dibanggakan, hingga diabadikan. Menginspirasi, meski ia telah terbang ke alam keabadian.
Tatanan yang ditinggalkannya mesti ditegakkan. Ia tak boleh dikenang dalam rupa romantisme seremonial belaka. Ia hanya bermakna jika dihidupkan melalui penciptaan tatanan yang terorganisir.
Tatanan yang terejawantahkan dalam rupa mazhab pemikiran hingga ideologi gerakan. Lihatlah Marx yang menginspirasi gerakan kiri di seluruh dunia. Lihatlah Imam Khomeini yang menginspirasi gerakan kebangkitan Islam. Lihatlah Bung Karno, sang ideolog, salah satu pejuang anti-kolonial.
Marx dengan Marxisme-nya menjadi ruh gerakan komunisme. Imam Khomeini dengan wilāyat al-faqīh-nya menjadi suluh revolusi agung di Iran. Bung Karno dengan Pancasila-nya menjadi payung pemersatu yang melindungi bangsanya dari perpecahan.
Mereka—Marx, Imam Khomeini, dan Bung Karno—meletakkan fondasi bagi perjalanan bangsanya ke depan. Mereka membentuk identitas para pengikutnya. Mereka mewarnai dan menggerakkan.
Lalu bagaimana dengan IJABI?
Siapa “The Great Man”-nya?
Apa karyanya?
Tatanan apa yang menjadi cita idealnya?
Apakah ia menginspirasi dan menggerakkan pengikutnya dalam satu kesatuan gerak?
Semua pertanyaan tersebut bermuara pada dua nama: Kang Jalal dan 5 Pilar.
5 Pilar adalah Kang Jalal yang menyejarah.
5 Pilar adalah buah dan evolusi diri Kang Jalal.
5 Pilar adalah cara Kang Jalal memandang Islam dan keindonesiaan.
5 Pilar adalah perilaku keberagamaan ideal yang dicita-citakan Kang Jalal.
5 Pilar adalah formula bagi pengikut Ahlulbait dalam mengekspresikan dirinya di bumi Nusantara.
5 Pilar adalah wujud kecintaan kita pada sosok yang selalu dirindukan.
“The Great Man” tak bermakna tanpa para pecintanya.
Tugas para pecinta adalah menjaga warisannya.
Menjadikannya suluh dalam menapaki jalan dakwah yang mengindonesia.
Tugas kita: menjaga 5 Pilar dan mewujudkannya dalam kehidupan kebangsaan kita.
5 Pilar adalah identitas.
5 Pilar adalah kebanggaan.
5 Pilar adalah pengkhidmatan.
5 Pilar adalah ekspresi kecintaan kita.
Lebih jauh,
5 Pilar adalah sintesis keahlulbaytan dan keindonesiaan.
Semoga “The Great Man” itu bahagia di alam keabadian.
Kang Jalal adalah 5 Pilar. 5 Pilar adalah Kang Jalal.

Dr. Muhammad Ashar
Ketua Departemen Kaderisasi PP IJABI