Khazanah

Hadiah dari Penghuni Dunia

Alam Barzakh Bagian Ketujuh

Hubungan antara penghuni Barzakh dan dunia tidaklah terputus sepenuhnya. Setiap hadiah untuk ruh yang datang dari dunia akan tertulis di buku amalnya. Hadiah ini bisa menjadi sebab naiknya derajat ruh tersebut di sisi Allah Swt. Jika ruh itu termasuk ahli siksa, maka hadiah dari dunia dapat meringankan bahkan menghapus siksaan yang tengah dialaminya.

Amal kebaikan yang dikirimkan oleh manusia kepada ruh yang telah tiada ada dua macam. Pertama, amal kebaikan yang diniatkan sebagai hadiah kepada mereka yang telah wafat. Misalnya, hadiah berupa ziarah, khataman Al-Qur’an, sedekah, pelaksanaan haji dan umrah atas nama mereka, peringatan Arbain, dan bentuk niyabah lainnya. Semua amal ini akan ditulis dalam buku amal sang ruh penerima hadiah, sebagaimana pahala amal jariyah barzakh yang mengalir tiada henti.

Kedua, amal kebaikan dari orang-orang di dunia yang tetap mengalir kepada ruh karena ia semasa hidup telah meninggalkan jejak amal jariyah. Pembangunan sekolah, hauzah, huseiniah, masjid, penulisan buku, makalah, majelis maktam, dan berbagai hal yang bermanfaat lainnya termasuk dalam kategori ini. Termasuk pula mendidik anak-anak saleh, murid-murid bermanfaat, atau kader-kader tangguh di jalan Allah. Setiap amal saleh yang dilakukan oleh mereka akan kembali kepada ruh sebagai pahala tambahan.

Aliran pahala amal jariyah ini akan terus berlangsung selama manfaat dari amal tersebut masih hidup di dunia. Seperti contoh Sayid Ibnu Thawus yang menggagas pesta taklif (Jashn-e Taklif) bagi anak-anak yang memasuki usia baligh. Selama tradisi ini dijalankan, pahalanya mengalir deras ke alam barzakh beliau. Demikian pula orang-orang yang pertama kali menginisiasi gerakan kebaikan seperti Al-Quds Day, majelis maktam, syair maktal, tepuk dada dan lainnya. Selama gerakan itu hidup dan berkembang, selama itu pula buku amal mereka dibanjiri pahala yang menaikkan derajat mereka di sisi Allah Swt.

Fenomena amal jariyah ini juga ditegaskan dalam Surat Yasin ayat 12:
وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوا وَآثَارَهُمْ
“Dan Kami mencatat apa yang telah mereka kerjakan dan apa yang mereka tinggalkan.”

iklan

Al-Qur’an mengingatkan bahwa tidak hanya amal yang kita kerjakan yang dicatat, tetapi juga pengaruh dan peninggalan kebaikan kita di dunia. Oleh karena itu, setiap kita harus mulai berpikir serius tentang warisan spiritual yang akan menjadi ladang amal jariyah setelah kita tiada. Termasuk upaya kita membina, menyokong, dan mendidik pribadi-pribadi yang akan menjadi kader kebaikan. Setiap kali mereka memberi manfaat kepada masyarakat, pahala akan terus mengalir kepada kita. Semakin luas manfaat mereka, semakin deras pula pahala yang mengalir ke buku amal kita.

Sebagian orang khawatir bahwa jika mereka menghadiahkan pahala amal kepada orang yang sudah wafat, maka pahala mereka akan berkurang. Padahal, yang terjadi justru sebaliknya. Pengirim hadiah untuk ruh akan mendapatkan pahala yang berlipat dari amal yang ia berikan. Allah Swt tidak mengurangi pahala siapa pun yang memberi. Dalam doa iftitah disebutkan bahwa setiap pemberian dari Allah tidak mengurangi, tetapi menambah kedermawanan-Nya.

Ketika seseorang bersedekah atau menghadiahkan amal kepada ruh yang telah tiada, ia tidak hanya diberi pahala berlipat, tapi juga akan didoakan oleh ruh tersebut di sisi Allah Swt. Doa itu bisa menjadi sebab terkabulnya hajat dan naiknya maqam di sisi-Nya. Maka jangan pernah ragu menghadiahkan amal, karena setiap hadiah untuk ruh bukan hanya mengangkat mereka, tapi juga memuliakan kita sebagai pemberi.

Abu Syirin Al Hasan
+ posts
Iklan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berkaitan

Back to top button